Tuesday, September 9, 2008

Turis Asing Banyak Mengeluh Soal Yogyakarta

iseng2 aku buka situs kompas.com buat melihat ada berita apa hari ini...ini ada sedikit berita menarik yang aku ambil dari http://kompas.com/read/xml/2008/08/22/21183654/turis.asing.banyak.mengeluh.soal.yogyakarta

Predikat Yogyakarta sebagai daerah wisata belum dipercaya wisatawan mancanegara. Kebersihan toilet, kenyamaan di jalan, perilaku membuang sampah, hingga membayar retribusi ke obyek wisata, ternyata dperhatikan benar oleh wisatawan asing. Hal ini menjadi intisari Dialog Tantangan Dunia Pariwisata, Jumat (22/8) di Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM).

"Yogya kalah ketimbang Bali dalam kenyamanan di jalan. Di Bali, saya tidak menjumpai ada pengamen dan peminta-minta terlihat di perempatan jalan. Tapi coba lihat Yogya," ujar Marsono, Ketua Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Hotel yang selalu berhubungan dengan luar negeri, menurut E-comerce Officer Hotel Melia, M Akhirudin, sering mendapat kiriman via internet. Garis besarnya berisi keluhan kebersihan dan kenyamanan di Yogya, seperti toilet di kampung dan tempat wisata atau publik.

Wisatawan asing sangat tersiksa ketika mendapati toilet yang kotor dan bau. Padahal, banyak toilet stasiun, terminal, dan tempat wisata y ang begitu kondisinya. Karena tersiksa, mereka sering memilih batal ke kamar kecil. Tambah malas karena juga jalanan banyak sampah.

Karakter sumber daya manusia (SDM) di tempat wisata juga selalu dikeluhkan. "Teman saya, seorang pemandu wisata sering kesal karena turis asing yang dipandunya kecewa saat membayar retribusi. Sebabnya sepele, petugas loket tidak memberi uang kembalian yang Rp1.000. Bukan nilai uang yang dipermasalahkan, tapi karakter SDM itu," ujar Akhirudin.

Yuhastina Sinaro, Humas BKPBM mengatakan, kultur masyarakat yang senang nuthuk (meninggikan) harga jualan. Di Maliboro, misalnya, kalau turis asing tak bisa berbahasa Jawa, bisa menjadi korban. Kondisi seperti ini lambat laun jelas menjadi bumerang bagi pariwisata.

lantas, apa yang harus kita perbuat dengan keadaan ini....